2 Anak Menjadi Muallaf, Karena ‘Jijik’ dan Jilbab



Di bulan awal tahun Hijriyah ini, dia anak telah membuktikan cintanya terhadap Islam, sehingga rela meninggalkan kampung halamannya dan rela berpisah dengan orangtuanya untuk hijrah ke Singosari malang. Itulah ananda bugis Latbual dan Kartini Latbual. Mereka dua bersaudara lain ibu, asal dari pegunungan nadek, Dusun weflan di pulau buru Maluku, bugis baru kelas 5 dan Kartini kelas 4 SD (sekolah dasar),
Kedua anak ini memutuskan untuk menjadi mualaf setelah hidayah tertanam di hati mereka berdua, dengan izin orangtuanya ananda Bugis dan Kartini memutuskan hendak masuk Islam, merekapun nekat penuh tekad berangkat ‘hijrah’ ke jawa, tepatnya di Pondok Pesantren Yatim Dhuafa Al-Ikhlas Singosari Malang Jawa Timur, guna menyatakan keislamannya dan belajar agama islam lebih mendalam
Tepat pada hari jum’at 4 September 2020 M, bertepatan tanggal 16 Muharram 1442 H. Dengan disaksikan para ustad dan Ustadzah serta para santri PPYD Al-Ikhlas, Bugis dan Kartini dituntun langsung oleh Abi Muhammad Ali Zubair selaku Pengasuh PPYD Al-Ikhlas membaca dua kalimat syahadat di Masjid Asy-Syafaat PPYD Al-Ikhlas.
Sebelumnya proses pembacaan ikrar dua kalimat syahadat, pengasuh PP Yatim Dhuafa Al-Ikhlas, menanyakan tentang maksud dan tujuan mereka masuk islam, dan apakah ada paksaan dari pihak lain? Dengan kemantapan hati, kedua anak ini menyatakan kerelaannya masuk agama islam dan meninggalkan siap meninggalkan keyakinan sebelumnya dengan tanpa ada paksaan dari siapapun. Dan saat ditanya sebab apa latarbelakang yang mendorong untuk memeluk agama islam. Bugis memberikan jawaban suatu ketika ia mendapat hidangan makanan daging babi, dan ia melihat diantara daging itu ada cacing-cacing yang membuat ia jijik dan tidak berselera makan, sehingga ia berjanji untuk tidak mau makan babi selamanya, dan ternyata hanya agama islam yang mengharamkan makan babi, sehingga Bugis ingin masuk islam dan meninggalkan kebiasaannya makan daging babi. Lain ceritanya dengan Kartini saat ditanya kenapa ia mau masuk islam, dengan senyuman dan kemantapan ia menjawab cukup singkat, “saya ingin sekali memakai jilbab” ujarnya.
Setelah menanyakan beberapa hal, Abi Zubair (Panggilan akrab Ust. Zubair) memberikan sedikit pemahaman tentang 5 hal setelah nantinya mereka masuk islam, pertama menyatakan dengan keislamannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, kedua mempelajari, meyakini dan memahami enam rukun iman. Ketiga mempelajari dan menjalankan rukun islam. Keempat mandi atau hadas besar setelah masuk islam dengan memakai sabun daun bidara, hal ini sebagaimana kisah sahabat Qais ibnu ‘Ashim yang menuturkan kisah masuk islamnya
أتيت النبي صلى الله عليه وسلم أريد الإسلام فأمرني أن أغتسل بماء وسدر
“Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku ingin masuk Islam. Lantas beliau memerintahkan aku mandi dengan air dan bidara” (HR. Abu Dawud)
Dan nasehat terakhir yang kelima pesan Abi Zubair, yakni khitan bagi laki-laki, dalam hal ini khususnya untuk ananda Bugis Latbual.
Disaat mereka berdua membaca surat pernyataan keislamannya dan dua kalimat syahadat. Keharuan dan pekikan takbir berkumandang setelah keduanya menyatakan keislamannya. Terpancar wajah keimanan diantara wajah kedua anak ini, dan nama mereka diganti oleh Abi Zubair menjadi Ummu Kultsum Latbual untuk kartini dan Mush’ab Bugis Latbual untuk Bugis Latbual. Kedua nama tersebut digantikan untuk menjadi nama hijrah mereka, dan nama tersebut untuk menginspirasi mereka, tentang kisah mush’ab dan ummu Kultsum yang termasuk sahabat yang pertama kali ikut hijrah ke yasrib (madinah)
Walau perbedaan keyakinan dengan bapak dan ibu yang melahirkannya, mush’ab Bugis Latbual dan ummu Kultsum Latbual tetap menjalin komunikasi dengan baik, ini terbukti mereka sempat berkomunikasi dengan lewat video call dengan dibantu oleh Ustad Sukarji dari pulau buru. Mush’ab dan Ummu Kultsum keduanya berharap orangtua mereka dalam waktu dekat ini mendapatkan kenikmatan hidayah sebagaimana yang mereka rasakan saat ini, Aamien.
Kita doakan dan kita dukung kedua anak muallaf ini bisa menjadi anak yang sholeh dan Sholihah serta penghafal Al-Qur’an. Meraih setiap mimpi dan cita-cita mulia mereka. Sehingga kelak mereka bisa menjadi pribadi yang memiliki kemanfatan untuk islam, bangsa dan negaranya.
•┈==÷◎❀🌼❀◎÷==┈•
🕌 PP. YATIM DHUAFA AL-IKHLAS🏘️
Mewujudkan Generasi Sholeh, Berprestasi Dan Mandiri
◆ Mari bersama mengambil peran dalam memuliakan anak-anak yatim dhuafa penghafal Al-Qur’an. Dengan menyalurkan sebagian rizki anda ke PP. Yatim Dhuafa Al Ikhlas
Rp. 10.000,- sangat berarti untuk anak-anak Yatim Dhuafa yang menghafal Al-qur’an dan Hadits
•••○○○❁🍃🍒🍂❁○○○•••
💦 Jangan Biarkan Anak Yatim Menjadi Yatim Kedua Kalinya💦
======================
🏧 Rekening PP Yatim Dhuafa Al Ikhlas;
📌 BANK SYARIAH MANDIRI
No Rek. 7066000006
📌 BANK MUAMALAT
No Rek. 7160000906
📌 BRI SYARIAH
No Rek. 1006732662
📌 BNI SYARIAH
No Rek. 7066000005
an. LPU AL IKHLAS
📌 BCA
No Rek. 368 164 2062
📌 BANK MANDIRI
No Rek. 90000 34 287 020
an. DINA MAULIDA (bendahara)
INFO & DONASI
☎️ 0341-454124 / 0813-3535-3533
📱 Chat wa.me/6285235557800
👉🏻
👉🏻
👉🏻
👉🏻
👉🏻
👉🏻Location
•┈◎❀🌼❀◎┈•
#Bahagia_Bersama_Yatim_Dhuafa
#Bersama_Rasululloh_Di_Syurga
#Bukan_Pendusta_Agama