Belajar Dari Tukang Ojek
✍🏼 Muhammad Ali Zubair
Pengasuh PPYD Al-Ikhlas
Pada Jum’at ini, tepatnya tanggal 27 maret 2020, tadi siang sebelum sholat jumat, saya pesan obat herbal untuk anak-anak di PP. Yatim Dhuafa Al-Ikhlas, ke salah satu toko langganan saya di kota malang,
Dan beberapa waktu, setelah sholat ashar, pintu rumah ada yang mengetok sambil mengucapkan salam, saat dibuka ternyata seorang lelaki yang berbaju agak lusuh, terlihat lelah dan letih nampak diwajahnya, beliau ternyata seorang bapak usia separuh baya yang menjadi tukang ojek online.
Dengan senyuman, bapak tersebut memberikan bungkusan pesanan saya dari toko herbal, beliau mengatakan “ini pak pesanan Jenengan, maaf saya foto dulu Inggeh, untuk laporan”, Inggeh monggo, jawab saya.
Setelah difoto, saya menanyakan biaya kirimnya, ia menjawab, kalau biayanya sebesar Rp. 36.500. Namun saat saya mengambil uang untuk membayarnya, dia balik bertanya, “ini pondok Yatim Dhuafa Inggeh?”, iya pak benar, jawab saya,. Sambil tersenyum bapak tersebut mengatakan, “Pak ongkirnya buat anak-anak saja, saya mau sedaqoh untuk mereka”, saya sedikit terkejut mendengar keinginannya, saya katakan, tidak usah Pak, bapak juga membutuhkan apalagi dalam kondisi pencegahan virus covid-19 seperti ini, tentu pesanan dan penumpang akan jauh berbeda dengan sebelumnya,. Tapi dengan tulus tetap ia mengatakan “maaf Pak, saya juga mau sedaqoh untuk anak-anak yatim dhuafa, walau tidak seberapa, jawabnya.
MasyaAlloh… Hati saya bergetar dan rasanya mau menangis, seorang tukang ojek online, mau berbagi hasil keringatnya, saya yakin ia bersedaqoh bukan karena memiliki kelebihan harta, apalagi ingin dipuja, bahkan mungkin harta yang ia dapatkan hari ini, ditunggu oleh istri dan anak-anaknya di rumah.
Dengan sedikit wajah tersenyum karena menyembunyikan perasaan saya yang masih bergetar, saya bilang kepadanya, “pak tunggu dulu disini, apalagi ini masih hujan,” beberapa saat kemudian salah satu anak asuh kami, membawa 2 bungkus nasi kotak, sumbangan salah satu donatur tadi siang, untuk diberikan kepada bapak ojek ini, dengan senyuman bahagia ia menerima nasi bungkus ini, walau sempat ia menolaknya.
Sepertinya hujan bertambah deras, bapak ojek ini berpamitan sambil memakai jaz hujan, Diantaranya derasnya hujan, bapak ini berlalu bersama turunnya hujan.
Selamat jalan Pak, mungkin hidupmu tak banyak memiliki harta, tapi kau diberikan kekayaan hati. Mungkin juga tak banyak orang yang mengenalmu, tapi para malaikat menjadi saksi atas perhatian dan kepedulianmu kepada anak-anak Yatim Dhuafa.
Sahabat, kita harus merasa malu kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala, karena telah menghadirkan dan untuk diambil pelajaran darivseorang bapak ‘miskin’ tapi berkarakter ‘kaya’. Mari kita berbuat kebaikan sekecil apapun nilainya, karena bukan kwantitas yang menjadi ukuran utama, tapi seberapa besar nilai kwalitas kepekaan dan kepedulian kita terhadap anak-anak yang kurang beruntung secara kasih sayang keluarga, sosial dan ekonomi.
Semoga cerita ini, mampu menjadi bagian kecil dari cara Allâh memotivasi kita untuk berbagi dari sebagian rizki yang Alloh Ta’ala titipkan kepada kita.
#Bahagia_Bersama_Yatim_Dhuafa
#Rindu_Rasululloh_di_Syurga
#Bukan_Pendusta_Agama
••┈••○○○❁🍃🍒🍂❁○○○••┈••
🏡 Jangan Biarkan Anak Yatim Menjadi Yatim Kedua Kalinya🏡