Pendidik Yang Pejuang
Lembaga pendidikan di Indonesia beberapa tahun ini menjamur, walau tidak banyak diantaranya memperhatikan apa dan bagaimana menjadi lembaga pendidikan yang sesuai dengan harapan para orang tua.
Tidak sedikit lembaga pendidikan lebih memperhatikan sarana dan prasarana, walau hal ini dalam dunia pendidikan cukuplah penting, tapi tidaklah utama. Yang paling pokok dan utama adalah lembaga memiliki para SDM berupa pendidik yang berkarakter da’i dan berjiwa pejuang, karena bagian dalam mewujudkan dan melahirkan generasi terbaik ummat kedepan.
Sungguh mulia bagi para pendidik yang pejuang, karena ia akan bersungguh-sungguh dalam memahamkan dien ini, ia rela berkorban tenaga, waktu dan fikirannya untuk memberikan perha tian kepada anak-anak asuhnya, bahkan akan sangat bersedih hati dan gelisah disaat ia merasa ‘gagal’ dlm mewujudkan dan melahirkan anak-anak ideologisnya menuju pribadi yg sholeh, Berprestasi dan Mandiri.
Dalam satu hal, para pendidik lebih mulia saat di sandingkan dengan para orang tua biologisnya, dalam sebuah ungkapan indah atas pernyataan diri sebagai pendidik,
إنما أنا مثل الوالد لولده بأن يقصد انقاذهم من نار الآخرة وهو أهم من انقاذ الوالدين ولدهما من نار الدنيا ولذلك صار حق المعلم أعظم من حق الوالدين فإن الوالد سبب الوجود الحاضر والحياة الفانية والعلم سبب الحياة الياقية ولو لا المعلم لانساق ما حصل من جهة الأب إلى الهلاك الدائم
“Sesungguhnya Aku laksana orang tua bagi anaknya, yang mempunyai tujuan menyelamatkan dari api neraka, dan ini lebih penting daripada para orang tua yang menyelamatkan anaknya dari api dunia (ekonomi), dan dari situ hak pengajar ilmu agama lebih agung daripada kedua orang tua, karena orang tua sebagai sebab keberadaan anak di dunia fana, sedangkan Ilmu sebab mendapatkan kehidupan kekal (Akhirat), dan andai tidak ada pengajar, maka sesuatu yang timbul dari ayah (meneyelamatkan dari api dunia/ekonomi) akan menggiring pada kerusakan selamanya.”
Pendidik pejuang mempunyai tanggung jawab besar untuk melaksanakan pendidikan dalam rangka mengembangkan karakter anak didiknya. Hubungan antara pendidik dan peserta didik tidak hanya sebatas penyampaian informasi atau pengetahuan saja, tetapi pendidik harus bisa menampakan nilai-nilai prilaku yang baik kepada peserta didik.
Pendidik sepantasnya menjadi manusia pilihan, yang tidak hanya memiliki kelebihan pengetahuan, namun ia juga memiliki tanggung jawab yang berat dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik. Cukuplah nasehat Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam untuk dijadikan motivasi menjadi sebagai pendidik yang pejuang
اُغْدُ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِباًّ وَلاَ تَكُنِ اْلخَامِسَ فَتَهْلُكْ (رواه ابن أبي شيبة)
“Jadilah kamu sebagai guru, atau pelajar atau pendengar atau pencinta dan janganlah jadi orang yang kelima sehingga kamu menjadi rusak.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)
=============================
Website : https://bit.ly/2zg732X
Facebook : https://bit.ly/3amvRDh
Instagram : https://bit.ly/3bmqZzb
Telegram : https://bit.ly/2yp5kIi
YouTube : https://bit.ly/3eCQSwY
==============================
#Bangga_Jadi_Pendidik
#Mulia_Dengan_Mendidik
#Pendidik_Itu_Melayani
#Bahagia_Bersama_Yatim_Dhuafa